Friday, February 7, 2014

Biologi Ikan Patin Siam



Taksonomi  Ikan Patin Siam

Klasifikasi ikan patin menurut Rainboth (1996) dalam Ayu, dkk. (2005) adalah Filum: Chordata, Kelas : Pisces, Sub Klas: Teleostei, Ordo:  Ostariophysi, Famili: Pangasidae, Genus: Pangasionodon, dan Spesies: Pangasionodon hypopthalmus

Morfologi Ikan Patin Siam







 Gambar 1. Ikan Patin Siam (Pangasionodon hipothalmus)

Bagian punggung terdapat sirip yang dilengkapi dengan 7 – 8 buah jari – jari. Sebuah jari – jari bersifat keras yang dapat berubah menjadi patil yang bergerigi dan besar di belakangnya. Sementara jari – jari lunak sirip punggung terdapat 6 - 7 buah. Pada punggungnya terdapat sirip lemak yang berukuran kecil. Sirip ekornya membentuk cagak dan bentuknya simetris, sirip duburnya panjang terdiri dari 30 - 33 jari-jari lunak, sedangkan sirip perutnya memiliki 6 jari – jari lunak. Sirip dada memiliki 12 - 13 jari – jari lunak dan sebuah jari – jari keras yang berubah menjadi senjata yaitu patil (Mustofa, 2010). 

Pada saat masih berukuran kecil (5-12 cm), patin dapat dipajang di akuarium sebagai ikan hias. Tubuhnya terlihat seperti ikan lele, warnanya perak mengkilap, dan gerakannya lincah. Walaupun terkesan galak, patin tergolong ikan yang cukup jinak, karena bentuknya yang unik seperti ikan hiu, maka  ikan patin juga dikenal dengan sebutan Siamese shark (hiu siam).

Siklus Hidup

Patin adalah ikan sungai, muara-muara, dan danau. Ikan patin di alam bebas biasanya sembunyi di dalam liang – liang di tepi sungai atau kali dan menetap di dasar perairan (domersal). Ikan ini baru keluar dari liang pada malam hari (nocturnal). Di alam ikan patin bersifat karnivora (saat larva), tetapi di tempat pemeliharaan (budidaya) bersifat omnivora (pemakan segala). Makanan yang disukainya Brachionus sp., Crustacea, Cladocera. Larva patin dapat hidup sampai salinitas 5 ppt, larva yang baru habis kuning telurnya mempunyai sifat kanibal yang tinggi (Mustofa, 2010). Induk Patin siam sudah mulai dapat dipijahkan setelah berumur 4 tahun dan memijah pada musim hujan. Patin siam merupakan ikan sungai yang banyak ditemukan di Asia Tenggara, seperti Thailand, Kamboja, Laos, Burma, dan Vietnam. Ikan patin hidup disungai yang dalam, agak keruh, dasar berlumpur.

 Tingkah Laku

Ikan patin sangat toleran terhadap derajat keasaman (pH) air, artinya ikan patin ini dapat bertahan hidup baik pada kisaran pH 5 – 9, kandungan O2 terlarut yang dibutuhkan berkisar antara 3 – 6 ppm, CO2 yang bisa ditoleran berkisar antara 9 – 20 ppm, alkalinitasnya antara 80 – 250, suhu air media pemeliharaan yang optimal berkisar antara 28 – 300 C. 
 
Pustaka
 
Ayu, W. Azizizah. Abidin, J. dan Suhendi. 2005. Pemanfaatan Kombmasi Ekstrak Daun Ketapang Terminalia Catfapa L. Dan Bawang Putm Allium Safivum Sebagai Antibiotik Alami Untuk Pencegahan Dan Pengobatan Serangan Aeromonas Hydrophila Pada Ikan Patin Pangasionodon Hypopthalmus. Laporan Akhlr. www. Googel.com.  Pemanfaatan Kombinasi Ekstrak daun Ketapang_abstract. Pdf. (29 Juli 2011) 


Mustofa, F. 2010. Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus). http://fauzan-mustopa.blogspot.com/2010/10/ikan-patin-siam-pangasius-hypophthalmus.html. (24 Maret 2011) 

No comments:

Post a Comment